Thursday, November 27, 2008

News

CEO Fannie dan Freddie Mae Berbicara Di Depan Pertemuan Para Bankir Perkreditan


Pimpinan baru Fannie Mae dan Freddie Mac memastikan bahwa akan makan waktu bertahun-tahun untuk memulihkan sector real estat di beberapa kota di Amerika.

CEO dari Freddie Mac, David Moffet pada pernyataannya di depan pertemuan tahunan Asosiasi Para Bankir Perkreditan di Amerika mengatakan bahwa bisnis Mac sudah mencoba untuk menahan merosotnya harga perumahan tetapi untuk daerah yang pasarnya dinilai sudah jenuh seperti Miami, sebagian California, Nevada dan Arizona akan makan waktu yang cukup lama untuk dipulihkan.

Sementara CEO dari Fannie Mae, Herbert Allison juga telah melakukan usaha untuk menahan turunnya harga rumah dan dia mengatakan bahwa dia akan berusaha untuk mendapatkan ide-ide baru dari para pemberi kredit untuk bagaimana membangkitkan kembali bisnis properti yang sedang sekarat.

Baik Moffet maupun Allison baru saja bergabung di Freddie dan Fannie Mae sejak 7 minggu yang lalu, yaitu setelah pemerintah mengambil alih kerajaan bisnis ini dengan jaminan sekitar US 5 milyar dalam bentuk pinjaman jangka panjang.

Ref : Property


Realisasi Pembangunan Rumah Sehat Sederhana Kedu Mengalami Hambatan


(Vibiznews – Property) – Hingga hari ini (20/10), pembangunan rumah sehat sederhana (RSH) di daerah Kedu masih berkisar 250 unit. Jumlah ini masih jauh dibawah target pemerintah untuk tahun ini yaitu membangun RSH sebanyak 800 unit. Oleh karena itu pihak Real Estate Indonesia (REI) merasa tidak sanggup memenuhi target pemerintah tesebut.

Di daerah lain juga mengalami kendala yang sama, misalnya daerah Temanggung dari target membangun sebanyak 300 unit, ternyata hanya sanggup direalisasikan sebanyak 80 unit. Dan daerah Kebumen target pembangunan 75 unit RSH belum dapat dipenuhi.

Hal ini merupakan hal yang wajar, karena terjadi kenaikan harga semen dan besi beberapa waktu yang lalu. Meskipun saat ini harga besi sudah mulai turun namun dengan ketersediaan waktu yang ada, target yang dituju akan sulit dicapai.

Pihak REI juga melihat bahwa kenaikkan suku bunga pinjaman akan memberatkan pengembang. Mereka meminta kepada pemerintah supaya suku bunga tidak lebih tinggi daripada 13.5%. Karena untuk membangun RSH, 70% modal berasal dari dana pinjaman bank, sedangkan 30% yang lain disediakan oleh pengembang.(KT)


Ref : Property



Rumah Sederhana Sehat Yogyakarta Terancam Gagal


(Vibiznews – Property) – Program Rumah Sederhana Sehat (RSH) di Yogyakarta saat ini terancam gagal. Hal ini terjadi karena sesuai dengan peraturan pemerintah untuk harga RSH sebesar Rp55 juta rupiah, maka para pengembang di daerah Yogyakarta akan melemah dan akhirnya tidak lagi mau membangun RSH.

Pembangunan RSH memang telah mendapat subsidi dari pemerintah, namun dengan kenaikan harga tanah di Yogyakarta dan sekitarnya membuat pembangunan RSH hanya mampu dilakukan pada daerah-daerah di Kulon Progo, Gunung Kidul dan sebagian Bantul.

Kenaikan harga BBM juga telah membuat daya beli masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya menurun. Kesulitan lain yang dihadapi para pengembang adalah dengan membangun rumah tipe kecil di daerah yang jauh dari perkotaan, akan menurunkan pangsa pasar, karena jarang ada penduduk yang membeli rumah di daerah pedesaan dengan luas tanah yang sempit dan rumah yang kecil. Dari para pengembang yang bergabung dengan Real Estate Indonesia (REI) sejumlah 40 pengembang aktif, hanya 5 yang masih mau membangun RSH.(KT)

Ref : Property